Kebiasaan X untuk tidak makan nasi sejak masih kecil menjadi salah satu penyebab dirinya menjadi seorang pencemas. Itulah permasalahan yang tengah dihadapi oleh X saat datang kepada saya untuk melakukan sesi hipnoterapi. Meskipun awalnya X bukan seorang pencemas, namun karena sering ditakuti-takuti, maka dirinya pun mulai terus-terusan berpikir bahwa suatu saat nanti pasti sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya karena kebiasaan tidak makan nasi yang ia miliki tersebut.
Cerita X pun bergulir, ia mengatakan kepada saya bahwa kebiasaan tidak makan nasi ini ternyata berlangsung hingga X menjadi seorang dewasa muda yang sedang menjalani kuliah. Serta merta hal tersebut menyebabkan banyak perkataan mengenai dampak tidak makan nasi bermunculan dari lingkungan keluarga, sekolah bahkan teman-temannya sendiri. Semua perkataan mereka menjadi sesuatu yang lekat sekali dalam ingatannya. Meskipun demikian, di dalam dirinya, ia sebenarnya memiliki keyakinan sendiri bahwa dengan tidak makan nasi maka pada dasarnya ia akan baik-baik saja.
Fase kehidupan pun kemudian berlanjut, sampailah X pada perannya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Sebelum menikah, X memang pernah bekerja menjadi salah satu staff keuangan di salah satu perusahaan, namun setelah menikah dan dikarunia seorang anak, dirinya pun memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi untuk total mengasuh buah hatinya di rumah. X mengatakan kesibukannya kala masih bekerja pernah benar-benar menyita waktunya sehari-hari hingga seringkali membuatnya telat makan. Tak pelak, lambat laun dirinya pun menyadari bahwa ia terkena penyakit maag, dimana rasa sakit di perut itu sering membuat dirinya pusing dan akhirnya terkena vertigo yang luar biasa.
Ternyata sakit maag yang di rasakan selama ini bukan sekedar sakit maag biasa, usut punya usut ia pun menyadari bahwa penyakit tersebut juga ditimbulkan oleh beban pikirannya sendiri. Hal itu dipicu oleh pemikirannya tentang masa depan yang cenderung berlebihan, yang malah mengundang pikiran-pikiran tidak menyenangkan untuk datang ke pikirannya sendiri. Di tambah lagi dirinya yang sudah tidak bekerja lagi itu cenderung lebih banyak ditemani buah hatinya saja.
Penyakit vertigo yang ia derita berkembang kepada titik yang mengkhawatirkan, saat vertigo X kambuh ia pun menggambarkannya seperti sedang melayang pada saat ia berjalan. Hal inilah yang juga menyebabkan dirinya merasa tidak kuat jika harus berdiri terlalu lama. Parahnya lagi, saat ia harus mengerjakan ibadah sholat, terutama ketika ia mulai masuk ke dalam kondisi khusyu’, pikiran negatif malah menyerangnya dan membuat dirinya takut hingga tidak sanggup lagi untuk meneruskan sholat.
Mendekati akhir sesi, X pun merasa bahwa penyakitnya saat ini adalah akibat sering ditakut-takuti. Hal itulah yang menjadikan dirinya lemah dan merasa tidak memiliki pertahanan untuk melawan. Saat menceritakan permasalah-permasalahan X kepada saya saat itu, ia seperti tidak memiliki kekuatan untuk bangun dari permasalahan yang ia derita. Bahkan, ketika ditanya tentang seberapa yakin permasalahan ini bisa di sembuhkan, dirinya cenderung ragu untuk ia bisa sembuh dari kecemasannya. Selang beberapa waktu saat menjalani sesi Hipnoterapi, akhirnya titik terang pun mulai terlihat , yaitu saat ia kemudian mampu menyadari bahwa banyak keyakinan pada pemograman bawah sadarnya yang salah, saat itulah X mulai mampu memahami apa yang di deritanya selama ini. Ia pun berhasil menemukan keyakinan baru bahwa saat itu dan seterusnya dirinya menjadi yakin 1000% bukan 100% lagi untuk bisa sembuh. Bravo.
(Ditulis oleh Adam Hidayat)
Tertarik melakukan hipnoterapi ?
Silahkan lakukan pendafaran online di sini, tim kami akan segera menghubungi anda.